Berbusana sesuai Syari'at
Berbusana sesuai Syari'at
Allah SWT berfirman :
Assalamualaikum Wr. Wb.
Apa itu berbusana sesuai dengan syari’at? Jadi,Berbusana sesuai syariat
adalah salah satu cara menjaga kehormatan seorang muslimah.
Gak Cuma itu berbusana sesuai syari’at adalah salah satu cara menutup aurat
Nah, Aurat adalah sesuatu yang harus dijaga, ditutupi kepada yang bukan
mahrom.
Berbicara tentang aurat ,tau gak sih batasan aurat bagi perempuan itu?
Batasan
aurat bagi perempuan adalah seluruh
anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Jadi, inget ya! Kaki termasuk aurat yang tidak boleh dilihat
oleh yang bukan mahrom.
Islam adalah agama yang sempurna
yang mempunyai aturan untuk setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal berpakaian.
Sebagaimana firman Allah SWT:
ٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا
يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ
ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya: “ Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S.Al- A’Raaf:26)
Dari ayat diatas kita bisa tau bahwa Allah itu memerintahkan kita untuk
menutup aurat, itu semua adalah bukti bahwa Allah SWT itu sayang dan peduli
terhadap kita. Pasti kita sudah tidak asing dengan kata-kata “Nanti deh make
jilbab,tunggu dapet hidayah” sebenernya kalimat ini menjadikan kita egois karena membenarkan diri kita sendiri, kenapa? Sudah jelas bahwa
hidayah itu dijemput bukan di tunggu. Memangnya kita tau siapa yang dateng
deluan? Hidayah dulu yang dateng apa Ajal duluan yang dateng?
Dari ayat di atas juga telah
dijelaskan bahwa pakaian itu digunakan untuk menutup aurat. Perintah untuk menutup aurat ini berlaku
bagi laki-laki maupun perempuan. Tapi, mirisnya kebanyakan yang mengumbar aurat adalah kaum perempuan, dengan alasan ‘Nutup aurat itu ribet, panas,
blala’. Nutupin aurat gak ribet kok!
Kalo soal ‘pakaian yang syar’i itu panas ‘ jangan jadikan panas sebagai alasan
kamu gak mau nutup aurat ya... semua butuh proses! kamu pasti bisa karna
terbiasa nantinya, ini masih panas dunia loh belum panas akhirat nanti, nah
loh! Padahal Allah telah menjelaskan berkali-kali dalam Al Quran
tentang cara berpakaian wanita muslimah dan kewajiban wanita dalam Islam.
Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya: “ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al Ahdzaab: 59).
Dengan
begitu kita akan mudah dikenal bahwa kita adalah seorang muslim. Menutup aurat
itu gak rugi kok, malahan dapat menjaga
kita dari hal-hal yang tidak baik.
Kurang baik apa coba Allah sama kita ? dengan
berbusana sesuai syari’at kita dapat terhindar dari dosa, trus bisa menjaga
kita dari gangguan kayak pelecehan dan masih banyak lagi keutamaan nya. Pasti
kita gak mau kan kecantikan tubuh kita dilihat sama yang bukan mahrom? Jawabannya
ya pasti gamaulah! Jadi sekarang, Yakin nih gak mau berbusana sesuai syari’at?
Cara berbusana dan Berhijab sesuai Ajaran Islam
1. Menutup seluruh
anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan.(QS.An-Nur:31)
2. Hijab bukan untuk berhias(QS.Al-Ahzab:33)
3. Hijab dengan bahan
kain yang tebal,tidak ketat, dan tidak tembus pandang (HR.Muslim)
4. Tidak menyerupai
busana wanita kafir.
Misalnya memakai pakaian yang ada simbol,
kekurangan bahan, aksesoris yang berlebihan sehingga menimbulkan mudharat.
“Siapa yang menyerupai
suatu kaum, maka ia termasuk kedalam kaum tersebut.” (H.R Abu Daud dan Ahmad).
5. Tidak menyerupai kaum
laki-laki(H.R Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad).
6. Tidak memakai
wewangian (H.R Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).
7. Bukan pakaian untuk
mencari popularitas atau riya’ (H.R Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Manfaat Berbusana
sesuai Syari’at bagi kesehatan
1. Memperlambat penuaan
Sinar matahari adalah penyebab utama gejala
penuaan lho! Kita tau bahwa sinar matahari pagi mengandung vitamin D yang bagus
untuk kulit. Akan tetapi, ketika siang hari vitamin D yang terkandung dalam
sinar matahari akan berkurang. Nah, pada saat itulah sinar matahari akan
merangsang melanosit untuk mengeluarkan melanin yang bisa merusak jaringan
kolagen dan elastin, kedua jaringan tersebut sangat bagus untuk menjaga
kelenturan kulit. Jadi secara tidak langsung dengan berbusana sesuai syari’at
kulitmu akan terlindung dari sengatan matahari.
2. Mencegah kanker kulit
Kalian tahu nggak? Kulit perempuan ternyata
lebih tipis dibandingkan kulit laki-laki, kenapa? Karena kulit perempuan
mempunyai jumlah pigmen yang lebih rentan terkena kanker kulit.
Penyebab kanker kulit adalah sengatan matahari
terik sekitar jam 10 pagi hingga 4 sore, waktu tersebut sinar UV bisa merusak
DNA dalam sel-sel kulit dan mengubahnya menjadi tumor kanker dan area yang
berpotensi terkena kanker kulit adalah wajah, telapak tangan, lengan dan betis.
Nah dengan berbusana sesuai syari’at kita
dapat meminimalisir terjadinya kanker kulit.
3. Berhijab dapat menjaga
kesehatan rambut
Dengan berhijab rambut kita akan terlindung
dari sinar matahari yang menyebabkan rambut kita menjadi merah, bercabang,
rontok, patah, ketombe. Selain itu, dengan berhijab kita tidak perlu mengeluarkan
biaya mahal ke salon, cukup dengan berhijab Insyaa Allah rambut kita akan
terlindungi.
Jadi, mau sampai kapan
menunda untuk berbusana sesuai syari’at Islam? Lebih baik sekarang sebelum
terlambat atau menunggu dihijabkan setelah wafat? Nah loh! Gak mau kan? Semua
itu butuh proses, jangan anggap berbusana sesuai syari’at itu ribet, kolot dan
gak gaul. Semua orang bisa karena terbiasa, so yuk berbusana yang syar’i. Kalo
gak sekarang kapan lagi, kalo gak kamu siapa lagi?
Komentar
Posting Komentar