Teman Surga

 

//Cinta Nabi Everlasting//

Buletin Teman Surga #201

#SmartwithIslam -Bulan Rabiul awal dalam penanggalan tahun hijriah punya arti penting bagi kita. Lantaran di bulan ke tiga inilah sosok panutan kita sepanjang zaman, Nabi Muhammad saw dilahirkan. Tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau tahun 571 M. 

Tak heran kalo sepanjang bulan Rabiul Awwal umat Islam di berbagai tempat gencar merayakan peringatan Maulid Nabi saw sebagai wujud kecintaan kepada sosok paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia. Tidak hanya bagi umat Islam, tapi juga bagi dunia. 


Hal ini ditegaskan oleh seorang ahli sejarah sekaligus penulis buku tersohor dari Amerika Serikat yang pernah bekerja sebagai guru besar Astronomi dan Fisika di Universitas Maryland AS, Michael H. Hart dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History (1978). Buku ini membahas 100 orang yang dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia. Dan Michael H Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama mengalahkan semua pembawa agama, ilmuwan, dan pemimpin manapun di dunia. Catet!


Cinta Nabi Harga Mati


Bagi kita sebagai seorang muslim, Nabi Muhammad saw adalah sosok yang mulia. Tak ada cacat cela karena udah dijamin oleh Allah swt kalo perkataan dan perbuatan Beliau adalah wahyu yang mesti kita jadikan pegangan. Kecintaan pada Nabi Muhammad adalah bagian dari kecintaan pada Allah swt. 

Nggak heran kalo para sahabat mati-matian berusaha mencintai Rasulullah saw melebihi dirinya sendiri. Dalam hadits dari Anas ra. Nabi Saw bersabda: “Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq Alaih). 


Karena cinta nggak cuman kata-kata, mereka berusaha tunjukkan kecintaannya dalam perbuatan yang patut jadi teladan, di antaranya: 

Diriwayatkan dari Anas ra., ia berkata: Ketika perang Uhud kaum Muslim berlarian meninggalkan Nabi saw. Abu Thalhah sedang berada di depan Nabi saw., melindungi beliau dengan perisainya. Abu Thalhah adalah seorang pemanah yang sangat cepat lemparannya. Pada saat itu ia mampu menangkis dua atau tiga busur panah. Kemudian ada seorang lelaki yang lewat. Ia membawa setumpuk tombak kemudian berkata, “Aku akan menebarkannya untuk Abi Thalhah”. Kemudian Nabi saw. beralih ke pinggir melihat orang-orang. Maka Abu Thalhah berkata, “Ya Nabiyullah, demi bapak dan ibuku, engkau jangan minggir, nanti panah orang-orang akan mengenaimu. Biarkan aku yang berkorban jangan engkau….” (Mutafaq 'alaih)


Anas bin Malik berkata: Sesunguhnya Rasulullah saw. pada saat perang Uhud telah terpojok sendirian bersama  tujuh orang Anshar dan dua orang Quraisy (Muhajirin). Ketika musuh (kaum Musyrik) telah merangsek mendekati beliau, beliau bersabda, “Siapa yang bisa menolak mereka dari kita, maka ia akan masuk surga atau menjadi temanku di surga.” Maka majulah seorang laki-laki dari kaum Anshar lalu memerangi musuh hingga terbunuh. Kemudian musuh kembali merangsek mendekat. Beliau bersabda, “Siapa yang bisa menolak mereka dari kita, maka ia akan masuk surga atau menjadi temanku di surga.” Maka majulah seorang laki-laki dari kaum Anshar, lalu memerangi musuh hingga ia terbunuh. Hal seperti itu terjadi berulang-ulang hingga terbunuhlah tujuh orang Anshar. Rasulullah bersabda kepada dua sahabatnya (dari Muhajirin), “Kita tidak sebanding dengan para sahabat kita itu.” (HR. Muslim)


Anas bin Malik berkata: Sesunguhnya Rasulullah saw. pada saat perang Uhud telah terpojok sendirian bersama  tujuh orang Anshar dan dua orang Quraisy (Muhajirin). Ketika musuh (kaum Musyrik) telah merangsek mendekati beliau, beliau bersabda, “Siapa yang bisa menolak mereka dari kita, maka ia akan masuk surga atau menjadi temanku di surga.” Maka majulah seorang laki-laki dari kaum Anshar lalu memerangi musuh hingga terbunuh. Kemudian musuh kembali merangsek mendekat. Beliau bersabda, “Siapa yang bisa menolak mereka dari kita, maka ia akan masuk surga atau menjadi temanku di surga.” Maka majulah seorang laki-laki dari kaum Anshar, lalu memerangi musuh hingga ia terbunuh. Hal seperti itu terjadi berulang-ulang hingga terbunuhlah tujuh orang Anshar. Rasulullah bersabda kepada dua sahabatnya (dari Muhajirin), “Kita tidak sebanding dengan para sahabat kita itu.” (HR. Muslim)


Abdullah bin Hisyam berkata: Kami bersama Nabi saw., sementara beliau memegang tangan Umar bin Khathab. Umar berkata, “Wahai Rasulullah!, Sungguh engkau lebih aku cintai daripada segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Nabi saw. berkata, “Tidak bisa! Demi Allah hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berkata, “Sesungguhnya mulai saat ini, demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Nabi saw. bersabda, “Sekarang engkau telah benar wahai Umar.” (HR. Bukhari). 


Cinta Nabi Sepanjang Hayat


Tak hanya peringatan maulid Nabi, kecintaan pada Rasulullah saw sejatinya kita tunjukkan sepanjang hayat. Karena ini bagian dari konsekuensi keimanan kita sebagai seorang muslim. Kecintaan pada Nabi bagian dari kecintaan kita pada Allah swt. 

Allah swt berfirman, “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang. (QS. Ali-Imran: 31)


Wujud kecintaan kita pada Nabi adalah dengan meneladani perkataan, perbuatan, dan diamnya Beliau. Baik kedudukan Beliau sebagai pribadi yang berakhlak mulia, sebagai kepala keluarga yang menjaga anggota keluarganya dari siksa api neraka, sebagai bagian dari masyarakat yang gencar berdakwah, atau sebagai pimpinan negara. Nggak pilah pilih. 


Allah swt menegaskan dalam firman-Nya, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS. al-Hasyr: 7)

Biar nggak ketinggalan update apa aja yang boleh dan nggak boleh dilakukan oleh seorang Muslim sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw, kita mesti mengenal Islam lebih dalam. Harus ikut ngaji rutin. Sampai nanti, sampai mati. Karena cinta nabi, everlasting![]


==============================

Raih Amal Sholih dengan Ikut Serta Menyebarkan Status ini.

==============================

Facebook :

https://fb.me/SmartwithIslam

Instagram :

https://instagram.com/_smartwithislam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan Sabar dalam Menghadapi Segala Cobaan dan Ujian Hidup

YAKJUD MAKJUD BANGSA PERUSAK BUMI

Sungguh, Aku Mencoba Berprasangka Baik